Kisah yang disebutkan dalam
sirah ‘Umar bin ‘Abdil-’Azis (Juz 1, hlm 23). Yaitu kisah Amirul-Mukminin ‘Umar bin Khaththab
radhiallahu ‘anhu dengan seorang wanita. Tatkala Khalifah ‘Umar bin Khaththab
radhiallahu ‘anhu memegang tampuk pemerintahan, beliau melarang mencampur susu dengan air.
Awal kisah, pada suatu malam Khalifah ‘Umar bin Khaththab radhiallahu ‘anhu pergi ke daerah pinggiran kota Madinah. Untuk istirahat sejenak, bersandarlah beliau di tembok salah satu rumah. Terdengarlah
oleh beliau suara seorang perempuan yang memerintahkan anak
perempuannya untuk mencampur susu dengan air. Tetapi anak perempuan yang
diperintahkan tersebut menolak dan berkata: “Bagaimana aku hendak
mencampurkannya, sedangkan Khalifah ‘Umar melarangnya?”
Mendengar jawaban anak perempuannya, maka sang ibu menimpalinya: “Umar tidak akan mengetahui.”
Mendengar
ucapan tersebut, maka anaknya menjawab lagi: “Kalaupun ‘Umar tidak
mengetahui, tetapi Rabb-nya pasti mengetahui. Aku tidak akan pernah mau
melakukannya. Dia telah melarangnya.”
Kata-kata anak wanita
tersebut telah menghunjam ke dalam hati ‘Umar. Sehingga pada pagi
harinya, anaknya yang bernama ‘Ashim, beliau panggil untuk pergi ke
rumah wanita tersebut. Diceritakanlah ciri-ciri anak tersebut dan tempat
tinggalnya, dan beliau berkata: “Pergilah, wahai anakku dan nikahilah
anak tersebut,” maka menikahlah ‘Ashim dengan wanita tersebut, dan
lahirlah seorang anak perempuan, yang darinya kelak akan lahir Khalifah
‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah tersebut ialah sebagai berikut:
- Kesungguhan salaf dalam mendidik anak-anak mereka.
- Selalu menanamkan sifat
muraqabah, yaitu selalu merasa diawasi oleh Allah
‘Azza wa Jalla, baik ketika sendiri atau ketika bersama orang lain.
- Tidak merasa segan untuk memberikan nasihat kepada orang tua.
- Memilihkan suami yang shalih atau istri yang shalihah bagi anak-anaknya.
Penggalan
kisah ini hanya sekadar contoh, bagaimana cara kita mengambil pelajaran
berharga dari sebuah kisah, kemudian menanamkannya pada anak-anak kita,
dan masih banyak contoh lainnya, baik di dalam Al-Qur`an maupun
Al-Hadits yang bisa digali dan jadikan sebagai kisah-kisah yang layak
dituturkan kepada anak-anak kita.