Orang yang Lebih Bodoh dari Keledai


قال ابن القيم رحمه الله : من هداية الحمار -الذي هو ابلد الحيوانات – أن الرجل يسير به ويأتي به الى منزله من البعد في ليلة مظلمة فيعرف المنزل فإذا خلى جاء اليه ، ويفرق بين الصوت الذي يستوقف به والصوت الذي يحث به على السير فمن لم يعرف الطريق الى منزله – وهو الجنـــة – فهو أبلد من الحمار


Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Salah satu kelebihan keledai –padahal ia adalah hewan paling pandir-  bahwasanya seseorang berjalan membawanya kerumahnya dari tempat yang jauh dalam kegelapan malam, maka keledai itu bisa mengenal rumah tersebut. Apabila dilepaskan (dalam kegelapan) dia bisa pulang kerumah tersebut, serta mampu membedakan antara suara yang memerintahkannya berhenti dan yang memerintahkan berjalan. Maka barangsiapa yang tidak mengenal jalan kerumahnya –yaitu surga– dia lebih pandir dari pada keledai.” (Syifaul ‘Aliil: 1/74)

Umar Tidak Tahu, Tetapi Rabb-nya Pasti Tahu

Kisah yang disebutkan dalam sirah ‘Umar bin ‘Abdil-’Azis (Juz 1, hlm 23). Yaitu kisah Amirul-Mukminin ‘Umar bin Khaththab radhiallahu ‘anhu dengan seorang wanita. Tatkala Khalifah ‘Umar bin Khaththab radhiallahu ‘anhu memegang tampuk pemerintahan, beliau melarang mencampur susu dengan air.


Awal kisah, pada suatu malam Khalifah ‘Umar bin Khaththab radhiallahu ‘anhu pergi ke daerah pinggiran kota Madinah. Untuk istirahat sejenak, bersandarlah beliau di tembok salah satu rumah. Terdengarlah oleh beliau suara seorang perempuan yang memerintahkan anak perempuannya untuk mencampur susu dengan air. Tetapi anak perempuan yang diperintahkan tersebut menolak dan berkata: “Bagaimana aku hendak mencampurkannya, sedangkan Khalifah ‘Umar melarangnya?”

Mendengar jawaban anak perempuannya, maka sang ibu menimpalinya: “Umar tidak akan mengetahui.”

Mendengar ucapan tersebut, maka anaknya menjawab lagi: “Kalaupun ‘Umar tidak mengetahui, tetapi Rabb-nya pasti mengetahui. Aku tidak akan pernah mau melakukannya. Dia telah melarangnya.”

Kata-kata anak wanita tersebut telah menghunjam ke dalam hati ‘Umar. Sehingga pada pagi harinya, anaknya yang bernama ‘Ashim, beliau panggil untuk pergi ke rumah wanita tersebut. Diceritakanlah ciri-ciri anak tersebut dan tempat tinggalnya, dan beliau berkata: “Pergilah, wahai anakku dan nikahilah anak tersebut,” maka menikahlah ‘Ashim dengan wanita tersebut, dan lahirlah seorang anak perempuan, yang darinya kelak akan lahir Khalifah ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz.

Pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah tersebut ialah sebagai berikut:
- Kesungguhan salaf dalam mendidik anak-anak mereka.
- Selalu menanamkan sifat muraqabah, yaitu selalu merasa diawasi oleh Allah ‘Azza wa Jalla, baik ketika sendiri atau ketika bersama orang lain.
- Tidak merasa segan untuk memberikan nasihat kepada orang tua.
- Memilihkan suami yang shalih atau istri yang shalihah bagi anak-anaknya.

Penggalan kisah ini hanya sekadar contoh, bagaimana cara kita mengambil pelajaran berharga dari sebuah kisah, kemudian menanamkannya pada anak-anak kita, dan masih banyak contoh lainnya, baik di dalam Al-Qur`an maupun Al-Hadits yang bisa digali dan jadikan sebagai kisah-kisah yang layak dituturkan kepada anak-anak kita.

Inspirational quotes

Semoga gambar-gambar inspiratif di bawah ini bisa memberikan motivasi bagi sobat semua. Be a better people guys...



---||---


---||---


---||--- 


---||--- 


---||--- 


---||--- 


---||--- 


---||--- 


Buah Kebaikan

Seorang pemuda miskin bekerja menjual barang-barang dari satu rumah ke rumah yang lain untuk membiayai studinya. Suatu hari, ia tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan, padahal ia merasa sangat kelaparan. Ketika ia mendekati suatu rumah untuk menawarkan barang yang ia jual, ia memutuskan untuk meminta sedikit makanan dari pemilik rumah tersebut.

Ia segera mengetuk pintu rumah tersebut. Tidak lama berselang, muncul seorang wanita muda pemilik rumah tersebut membukakan pintu untuknya. Namun, ketika itu hanya berani untuk meminta segelas air. Wanita muda itu menatap si pemuda dan ia paham bahwa mungkin dia sedang kelaparan. Jadi wanita muda itu memutuskan untuk membawakan segelas besar susu untuknya. Si pemuda meminumnya dan kemudian bertanya, berapa banyak dia berutang padanya. Wanita itu menjawab: "Kamu tidak memiliki hutang apapun. Ibu saya mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk suatu kebaikan". "Lalu aku mengucapkan terima kasih dari lubuk hati saya", - kata si pemuda itu. Nama pemuda itu adalah Howard Kelly.

Beberapa tahun berlalu. Suatu hari ada seorang wanita yang menderita sakit parah. Keluarganya telah memanggil banyak dokter untuk mengobati penyakit wanita tersebut, namun mereka tidak dapat menyembuhkannya. Oleh karena itu, keluarga si wanita itu mengirimnya ke kota besar, di mana penyakit langka tersebut akan dipelajari oleh spesialis. Dr. Howard Kelly ditunjuk untuk melakukan pemeriksaan terhadap wanita tersebut. Ketika ia masuk kamarnya di rumah sakit, dia langsung mengenali wanita itu, yaitu wanita yang telah menunjukkan kebaikan kepadanya dia ketika ia miskin dulu.

Dr. Kelly bertekad untuk melakukan yang terbaik untuk membantu si wanita agar pulih dari penyakitnya. Usaha yang ia lakukan akhirnya terbayar lunas. Walaupun tidak mudah dan sangat melelahkan, tapi mereka berhasil menyembuhkan penyakit yang diderita oleh si wanita itu. Setelah beberapa waktu, wanita itu menerima tagihan untuk perawatan yang telah ia jalani selama ini. Dia khawatir bahwa jumlah tagihannya akan sangat besar, dan mungkin butuh sisa waktu hidupnya untuk melunasi tagihan tersebut. Namun, begitu menerima tagihan, ia mendapati suatu catatan kecil di bawah tagihan tersebut. Catatan itu berbunyi: "Telah dibayar lunas dengan segelas susu".

kebaikan

Tukang Kayu Yang Produktif

Alkisah, Joko adalah seorang karyawan yang telah bekerja lebih dari 20 tahun di sebuah perusahaan pemotongan kayu di Kalimantan. Perusahaan tempat Joko bekerja kemudian merekrut seorang karyawan baru bernama Tommy untuk melakukan pekerjaan yang sama dengan Joko. Namun, dalam tempo singkat, Tommy mendapat promosi dan diangkat menjadi atasan Joko. Karena tidak menerima hal tersebut, Joko kemudian menghadap pemilik perusahaan untuk mempertanaykan keputusan tersebut.

Ia kemudian diberitahu bahwa Tommy dapat memotong kayu lebih banyak ketimbang dirinya, dan dikatakan pula bahwa selama 20 tahun bekerja, Joko tidak memperlihatkan perkembangan yang berarti bahkan cenderung menurun. Namun, perusahaan memberikan tantangan kepada Joko untuk meningkatkan produktivitasnya. Joko kemudian memutuskan untuk menemui Tommy dan mencari tahu resep keberhasilannya.

Penebang Kayu

Tommy pun membeberkan rahasianya bahwa setelah memotong beberapa pohon, ia selalu menyisihkan waktu untuk mengasah gergajinya. Joko akhirnya menyadari bahwa selama ini ia tidak pernah menyempatkan diri untuk mengasah gergajinya.

Comfort Zone versus Discomfort Zone


Seringkali tanggung jawab yang besar diartikan sebagai suatu kesempatan mengeksplorasi minat dan kemampuan lainnya. Setiap manusia mempunyai kekuatan/bakat yang terpendam dan sulit untuk mengeluarkannya. Satu-satunya cara untuk mengeluarkannya adalah dengan mencoba hal yang belum pernah anda lakukan.

Penabuh drum grup band Genesis Phil Collins tidak pernah bermimpi untuk menjadi penyayi utama band tersebut. Pada saat penyayi utama Genesis keluar dari band tersebut dan belum mendapatkan pengganti yang cocok, Phil mengajukan diri untuk mengisi posisi tersebut, dan ternyata kini keberhasilan yang diraih Phil melebihi dari anggota Genesis lainnya. Ketika grup band ini bubar, tidak satupun dari anggotanya yang dapat mengalahkan popularitas Phil. Jika Phil tetap menjadi penabuh drum, mungkin nasibnya tidak akan jauh berbeda dengan mantan anggota band Genesis lainnya.

Demikian pula halnya dengan penyanyi terkenal Nat King Cole yang memulai kariernya sebagai pemain Piano di bar. Karena kebetulan sang penyanyi tidak datang, Nat menawarkan diri kepada produser agar diberi kesempatan untuk mengisi posisi tersebut. Alhasil, kini Nat lebih dikenang sebagai penyanyi dibandingkan dengan pemain piano.

Comfort zone merupakan musuh dari kesuksesan yang membuat orang terlena dan membuat orang-orang tidak pernah mencoba, dan lebih buruknya lagi, sering terjadi ketika orang tersebut menjadi dewasa.


Comfort Zone

Mungkin satu alasan terbesar kita takut keluar dari zona nyaman adalah karena kita selalu dihantui dengan pikiran, “Apa yang akan terjadi kalau kita gagal?!” Tips yang efektif adalah mempunyai kesadaran tentang hal terburuk apa yang terjadi jika anda gagal. Jika anda berani menghadapi hal yang terburuk sekalipun, anda harus memiliki kesiapan untuk keluar dari zona nyaman anda.

Passion Dalam Bekerja

Suatu ketika ada seorang bijak sedang berjalan kaki sendirian. Di persimpangan jalan, ia bertemu dengan seorang tukang batu dan menanyakan apa yang sedang ia kerjakan?  Tukang batu itu menjawab dengan ketus, “Tidakkah anda lihat sendiri, saya ini tukang batu, kerjaan saya yaitu menumpuk batu satu persatu untuk menjadi tembok.

Orang bijak tersebut kemudian melanjutkan perjalanannya dan bertemu dengan tukang batu yang lain. Ia kemudian menanyakan pertanyaan yang sama. Tukang batu kedua menjawab bahwa ia sedang mengerjakan pekerjaan yang menjengkelkan dengan upah yang rendah. Tidak puas dengan jawaban kedua tukang batu itu, akhirnya ia betemu dengan tukang batu yang ketiga. Ketika ditanya pertanyaan yang sama, tukang batu ketiga itu menjawab , “Saya sedang mengerjakan monumen terindah di kota ini.”

Cintai Pekerjaan


Jelas attitude yang berbeda ditujukkan oleh tukang batu yang ketiga. Namun hal terpenting adalah ia sangat menyukai pekerjaannya. Ketika anda mulai melakukan apa yang benar-benar anda sukai, anda tidak akan pernah merasa bekerja lagi sepanjang hidup anda. Inilah yang merupakan trigger (pemicu) dari self motivation. Maka dari itu, pekerjaan yang benar-benar passion anda merupakan suatu hal yang sangat berarti karena anda tidak akan merasa selalu terbebani dengan apa yang anda kerjakan, karena hal tersebut merupakan hal yang menyenangkan bagi Anda.